Kamis, 10 Maret 2011

KUNJUNGAN TURIS CEKO KE KAMPUNG DIPOWINATAN

Selamat datang,


Bertamu di rumah keluarga bapak A. Sayogi,


Bapak A. Sayogi sekalian,


Ramah-tamah dengan tuan rumah,


Tata cara memakai keris,



Jamuan minum teh dan makanan tradisional,




Ibu Sayogi memberikan souvenir kepada tamunya,




Foto Bersama,


Berpamitan,



Melihat pohon belimbing (Averrhoa bilimbi L.),


Membaca daftar tamu yang pernah berkunjung
ke kampung dipowinatan,


Berjalan menyusuri kampung,


Melihat koleksi foto-foto di ruang kantor,


Mengamati beberapa souvenir di etalase,



Berfoto di Pendopo Pamomong,



Berkunjung ke rumah ibu Kristina,



Pada hari kamis, tanggal 3 Maret 2011, kampung kami, Dipowinatan, kedatangan sepasang suami-istri dari Republik Ceko, namanya: Pan Josef Varholiik dan Pani Jarmila Varholikova. Sebelumnya, mereka sudah berada di Bali, tetapi ada keinginan untuk melihat Jawa meskipun hanya dalam waktu 1 hari saja.

Pagi itu, setibanya di bandara Adisutjipto, mereka dijemput oleh Bapak Ir. Marsito Merto. Selanjutnya, mereka diantar untuk melihat Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Tamansari, dan Candi Borobudur. Sebelum ke Kampung Wisata Dipowinatan, mereka makan siang dahulu di Rumah Makan Sekar Kedaton. Karena banyaknya obyek wisata yang dikunjungi, mereka baru tiba di kampung Dipowinatan pada pukul 17:25 WIB.

Setibanya di kampung kami, mereka diterima oleh keluarga Bapak A. Sayogi, dengan dikalungi rangkaian bunga kamboja. Di sini mereka diperkenalkan dengan adat istiadat budaya jawa. Mulai dari penerimaan tamu, pakaian/busana jawa, kebiasaan memelihara burung perkutut sampai dengan seluk beluk tentang keris, yang disampaikan oleh Bapak A. Sigit Istiarto, selaku Ketua Dipowisata.
Mereka juga disuguhi minuman teh dan beberapa jenis makanan tradisional. Kata mereka, tehnya enak dan wangi.

Sebelum meninggalkan rumah Bapak Sayogi, mereka diberi hadiah kenang-kenangan berupa souvenir, brosur, dan kalender. Saking senangnya, Nyonya Jarmila Varholikova langsung mengenakan gelang dan kalung dari manik-manik yang diberikan padanya, di pergelangan tangan dan lehernya.

Setelah itu, mereka mengunjungi kantor Dipowisata yang ada di lingkungan Ruang Publik. Di sini mereka melihat foto-foto yang dipajang di dalam dinding kantor. Mereka juga membeli souvenir yang dipajang di dalam etalase.

Kunjungan berikutnya ke Pendopo Pamomong. Dan Setelah melihat-lihat dan berfoto di tempat ini, mereka lalu mampir di rumah Ibu Kristina, warganegara Slovakia yang sudah 4 tahun tinggal di Kampung Dipowinatan. Tidak banyak yang bisa diperbincangkan di sini, karena waktu sudah menjelang pukul 19:00 WIB, saat dimana mereka harus sudah tiba di bandara Adisutjipto untuk chek-in, kemudian terbang ke Pulau Bali.

Sebuah kunjungan yang singkat, tetapi cukup melelahkan juga.


Selamat datang di kampung Dipowinatan,



Cara memakai keris,



Membuka souvenir,



Berkunjung ke rumah ibu Kristina,

BUNGA KAMBOJA


Bunga kamboja berwarna putih,







Jika disematkan di atas telinga bisa menambah
mempercantik penampilan seseorang,


Pohon kamboja,







Jika bunga kamboja dirangkai menjadi satu
dan membentuk sebuah lingkaran,
maka bisa dimanfaatkan untuk pengalungan bunga
bagi para tamu yang datang, seperti yang biasa
dilakukan di Kampung Wisata Dipowinatan,


Bunga kamboja berwarna merah muda keputihan,








Bunga kamboja berwarna merah muda,








Bunga kamboja jika dikeringkan bisa digunakan
sebagai bahan campuran untuk pembuatan kosmetik,





Bunga kamboja biasanya memiliki 5 kelopak. Terkadang kalau kita sedang beruntung, bisa mendapatkan yang 6 kelopak. Pada 2 foto yang terakhir ini, tidak seperti biasanya, bunga kamboja tersebut memiliki 10 kelopak!

Kamboja dalam bahasa Latinnya disebut Thevetia peruviana Merr. atau nama lamanya, Thevetia neriifolia Juss., berasal dari Amerika tropis. Termasuk tanaman perdu dan banyak bercabang, tegak, tinggi 2 - 4 meter, mengandung getah. Daun bertangkai sangat pendek, berbentuk garis lanset.

Cara menanamnya pun cukup mudah, kita tinggal memotong/ mematahkan ranting pohon yang kita inginkan, lalu kita tancapkan/ tanam ke dalam tanah. Beberapa hari kemudian, pohon kamboja ini akan tumbuh dengan sendirinya.