Melihat foto-foto kegiatan warga kampung Dipowinatan
di ruang publik, dalam rangka memperingati HUT RI ke-66.
di ruang publik, dalam rangka memperingati HUT RI ke-66.
Tidak seperti biasanya, pengalungan bunga kali ini dilakukan oleh beberapa murid TK (taman kanak-kanak) Pamardi Siwi Dipowinatan. Ada pemandangan yang lucu dan menggelikan karena kelima tamu terpaksa harus membungkukkan badannya atau bahkan sampai jongkok agar bisa menerima kalung yang terbuat dari rangkaian bunga kamboja dari para murid.
Kemudian para tamu melihat ketiga ruang kelas taman kanak-kanak ini. Tetapi sayangnya sebagaian besar murid sudah pulang karena pada bulan puasa ini mmereka pulang lebih awal dari biasanya. Hanya beberapa saja yang masih terlihat menunggu jemputan. Para tamu diterima oleh kepala sekolah, yaitu ibu Tini serta beberapa staf pengajarnya. Dan diterangkan tentang kegiatan belajar murid-muridnya.
Selanjutnya menuju ke kantor Dipowisata yang ada di ruang publik. Ruangannya tidak begitu luas, tetapi cukup banyak menyimpan dokumen-dokumen kegiatan pariwisata di kampung Dipowinatan.
Tibalah kunjungan keluarga. Kali ini yang menerima kunjungan para tamu adalah keluarga bapak E. Syamsubani. Beliau adalah salah satu sesepuh kampung yang masih menjunjung tinggi adat tradisi budaya jawa. Berbagai macam hal dibicarakan, termasuk para pemeluk agama katolik maupun Islam di berbagai negara di Eropa Timur dan kawasan Arab.
Mereka kelihatan tidak canggung menikmati makanan tradisional yang disajikan. Mulai dari kroket, roti kukus, lemper, kacang kedelai sampai mata kebo (makanan yang terbuat dari bahan ketan yang diisi kacang hijau yang telah dihaluskan.
Sebelum meninggalkan rumah bapak E. Syamsubani, sebagai kenang-kenangan, satu persatu diberi souvenir. Mereka kelihatan senang menerimanya.
Sambil membawa souvenir, mereka diantar mengelilingi beberapa jalan di kampung Dipowinatan (blusukan). Ketika sampai di RW 02 ada kegiatan pembuatan alas kursi yang terbuat dari rotan. Setelah puas melihat cara pembuatnnya, mereka kemudian berjalan ke arah barat, melewati masjid Jami Kintelan dan menengok bagian dalam makan Kintelan dari luar gerbang. Sebelum sampai di rumah bapak Marsito, mereka melihat pos kamling dan warung tradisional yang terletak di wilayah RT 05.
Di rumah bapak Marsito diadakan nasdrafi, yaitu minum anggur/wine dalam gelas kecil, sebagai tanda penghormatan/ penyambutan tamu yang biasa dilakukan di negara Republik Ceko.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11:30 WIB. Kunjungan ke kampung Dipowinatan harus diakhiri karena mereka harus ke Kraton Yogyakarta sebelum pukul 12:00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar