Kamis, 14 Juli 2011
PARA TAMU DIAJAK MELIHAT PEMBUATAN APEM
Pada hari rabu, tanggal 13 Juli 2011 kampung kami kedatangan 4 orang dari Republik Ceko, yaitu: Kvorkova Libusa, Porubska Margita, Chytil Miroslav, dan Chytilova Martina. Mereka datang sekitar jam 10 pagi. Sebelumnya mereka telah mengunjungi Candi Prambanan. Kemudian dari kampung Dipowinatan, mereka akan melihat Kraton Yogyakarta dan sekitarnya.
Pertama-tama, melihat kantor Dipowisata. Dari sini mereka kemudian melakukan kunjungan ke salah satu rumah warga, yaitu keluarga Bapak Sayogi. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka tertarik dan melihat-lihat bangunan limasan yang masih terlihat asli. Bangunan ini terbuat dari kayu. Dinding-dindingnya bisa dilepas-pasang menurut kebutuhan. Di sini mereka juga sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan pemiliknya.
Awalnya, ketika duduk di ruang tamu keluarga bapak Sayogi, mereka masih terlihat kaku. Maklum, karena belum pernah saling mengenal. Tetapi setelah bapak Marsito memperkenalkan mereka kepada bapak Sayogi sekalian, perlahan-lahan kekakuan itu pun akhirnya mencair.
Ketika di kantor Dipowisata, mereka melihat ada foto-foto tamu yang mengenakan pakaian tradisional jawa. Mereka tertarik dan setelah ngobrol sana-sini di rumah bapak Sayogi, mereka kemudian didandani dengan pakaian adat jawa oleh bapak Sigit Istiarto. Mereka kelihatan senang sekali.
Karena bulan Juli ini adalah bulan ruwah, maka kebiasaan orang jawa adalah membuat apem. Apem ini terbuat dari tepung beras. Kebetulan saat datang ke kampung Dipowinatan, di RT 05 sedang diadakan pembuatan apem secara bersama-sama. Maka mereka pun diajak melihat cara membuatnya. Malah ada yang tetarik untuk mencoba membalikkan apem yang setelah matang. Hasilnya, apemnya menjadi meluber kemana-mana/ tidak utuh. Ibu Kvorkova pun tertawa terbahak-bahak. Kelihatannya mudah, tetapi ternyata membutuhkan ketrampilan.
Ketika sudah ada beberapa apem telah matang, mereka tidak sabar untuk mencicipinya. Dan biarpun masih terasa panas, mereka tetap menggigit dan memakannya. Enak, begitulah kesan mereka.
Waktu hampir menunjukkan pukul 12 siang, saatnya mereka harus meninggalkan kampung Dipowinatan menuju ke tempat lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar